Friday, September 29, 2017

Diplomat junior itu, cara cantik Jokowi untuk berpesan pada kita


..yang perlu kitorang diskusikan bersama-sama adalah, mengapa Indonesia tidak menjawab tuduhan negara-negara Melanesia melalui para diplomat seniornya, atau melalui mentri luar negrinya Retno Marsudi, atau bahkan Wakil Presidennya Jusuf Kalla yang kebetulan hadir dalam pertemuan  Sidang Majelis umum ke-72 PBB di New York. Dari pada kitorang terus menerus bereforia, atas kemenangan politik kita, namun sebenarnya diluar dugaan itu.



Diskusi seperti ini perlu. Supaya kita dapat melihat banyak hal secara objektif dan dapat mengambil langkah strategis yang menjanjikan. Sebab ketika informasi yang terlalu dilebih-lebihkan dan ternyata nanti tidak sesuai harapan, justru akan semakin membuat ketidakpercayaan yang amat sangat dalam dihati masyarakat yang mendukung selama ini. Dampak buruknya nanti jangan kita kaget, ketika masyarakat, atau bahkan aktivis lebih memilih beralih mengejar hal-hal yang lebih menjanjikan dalam sistem kolonial yang menindas (seperti selama ini terjadi)

Mengapa delegasi Indonesia tidak Walk out ketika mendengarkan tuduhan negara-negara Melanesia tersebut. Bukankah itu jauh lebih baik, untuk menunujukan kekesalan mereka terhadap negara-negara tersebut. Seperti yang kita sangsikan, ketika mentri luar negri Korea Utara (Korut) yang memilih keluar meninggalkan ruang itu ketimbang medengar ocehan Donald Trump, Presiden Amerika, sebelum akhirnya menantangnya dengan tegas diatas podium. Indonesia bersikap sebaliknya, yaitu memilih meladeni tuduhan-tuduhan tersebut dengan jawaban yang tegas.

Namun yang berbedah adalah tuduhan empat kepala negara dari kawasan Melanesia tersebut, dijawab oleh seorang wanita mudah bernama Ainan Runan, yang berkapasitas hanya sebagai diplomat junior. Hal yang sama pernah dilakukan oleh Indonesia setahun yang lalu  oleh diplomat mudah yang berbedah yaitu Nara Marsita Rahkmatia untuk meladeni tujuh negara Melanesia. Bagaimana mungkin hal itu dilakukan didepan dewan kehormatan PBB ketika negaranya sedang terancam, oleh tuduhan-tuduhan yang mungkin saja melehmahkan posisi Indonesia di depan negara-negara PBB. 


Pernyataan para kepala negara Melanesia tersebut adalah bentuk serangan diplomatik terhadap kedaulatan Indonesia, mengapa tidak dijawab secara diplomatis pula, bahkan berhati-hati untuk membela diri, ketimbang asal memberikan jawaban, dan berkesan emosional seperti yang terlihat, apakah wibawah indonesia sebagai negara besar tidak diperburuk. Ataukah Indonesia sengaja mempermaluhkan diri sendiri dengan memberikan jawaban oleh seorang wanita mudah dan minim pengalaman seperti itu.

Sebaliknya, justru Indonesia sedang memberikan pesan terselubung kepada para pemimpin negara itu, termasuk kepada kita, bahwa Indonesia  tidak akan pernah serius menanggapi tuduhan-tuduhan itu.  Bahkan menurut saya, secara tidak langsung Indonesia sedang merendahkan wibawah para pemimpin negara-negara Melanesia tersebut. Perhatikan saja, seorang wanita mudah ini disejajarkan secara sengaja untuk membalas tuduhan para pemimpin negara Melanesia tersebut (Kita tidak perlu berbicara budaya patriarki yang ada dalam masyarakat melayu dan Melanesia secara eksplisit dalam drama ini).

Seandainya Indonesia merasa terancam dengan tuduhan-tuduhan itu, dia akan menaikan tensi politiknya (Bargaining position) dengan ancaman-ancaman, terlebih Indonesia punya pengalaman masa lalu seperti itu. Misalnya pada masa Soekarno, dia menolak imperialisme Amerika dengan tegas, bahkan mengancam  perang terhadap Amarika, Inggris, Israel hingga Malaysia. Bahkan Untuk merebut Irian Barat (Papua) 1961, Soekarno mengumumkan perang terhadap Belanda, walaupun minim persenjatan dalam negri saat itu. Untuk mempertegas sikap anti imperialismenya itu, Indonesia pernah mengumkan tidak menjadi anggota PBB. Mengapa tidak ada ancaman serupa terhadap negara-negara Melanesia. Apakah Indonesia merasa takut?


Dari sisi pengalaman, sikap politik, mungkin saja Seokarno dan Jokowi jauh berbeda, tetapi dalam hal keberanian, Jokowi selama tiga tahun terakhir membatah keraguan itu. Misalnya saja, hingga kini Indonesia telah membakar ratusan kapal asing, yang melakukan pencurian ikan di laut Indonesia, mengisinkan hukuman mati bagi para pengedar Narkoba di wilayah Indonesia, 51% saham PT Freeport kini menjadi milik Indonesia, mendesak negara-negara PBB untuk kemerdekaan Palestina, mempertahankan wilayah laut natuna perebutan Cina, bahkan mendesak penyelesaiakn kasus Rohingya kepada pemerintah Mianmar, hingga banyak hal lainnya. 

Semua kebijakan Jokowi tersebut berhubungan langsung dengan negara-negara lain, dan tentu medapat konsekuensi retaknya hubungan bilateral dengan negara-negara tersebut. Namun sebaliknya, kebijakan tersebutlah membuat Jokowi semakin berpengaruh di mata dunia Internasional. Untuk persoalan ekonomi Indonesia sempat merosot diawal kepemimpinannnya, namun segera kembali menunjukan kemajuan, hal itu dipertegas melalui mentri keuangan Indonesia Sri Mulyani dan IMF saat Annual Spring Meeting Summit World Bank-IMF di Washington DC, Amerika Serikat, Mei lalu.

Pengakuan terhadap Idonesia banyak datang dari PBB. Sebagai organisasi antara bangsa, PBB telah memberikan telah mengakui Indonesia, sebagai negara yang terlibat aktif dalam perdamaian dunia, dengan meratifikasi hampir semua konvenan internasional dibawah pangawasan PBB, PBB bahkan mengankat beberapa  diplomat Indonesia dalam posisi penting di PBB, seperti Dian Triansyah Djani ditunjuk menjadi ketua dari second committee (Komite II) di PBB yang berfokus di bagian ekonomi dan finansial. Kamapradipta Isnomo menjadi wakil ketua Komite I (first Committee) PBB yang berfokus tentang Kemanan Internasional dan Pelucutan Senjata. Masni Eriza Menjabat sebagai Minister Counsellor di KJRI New York, His Excellency Masni Eriza pun dipilih secara aklamasi untuk menjadi wakil ketua di komite III (Third Committee) PBB yang menangani tentang Sosial, humaniter dan budaya.
 
Bahkan hingga September ini PBB memberikan penghargaan kepada Retno Marsudi Menteri Luar Negeri Indonesia menerima penghargaan sebagai Agen Perubahan Untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dari Badan PBB Urusan Perempuan (UN Women) pada salah satu dari berbagai agenda terkait Indonesia di sela-sela sidang tahunan Majelis Umum PBB ke-72 pada 25 September.


Sedangkan untuk kebijakan nasional, hari ini di Indonesia Jokowi selalu memberikan kejutan-kejutan yang tidak diduga oleh masyarakat hingga lawan-lawan politiknya. Sejauh ini blusukan Jokowi menjadi pengikat antara pemerintahannya dan rakyat kecil, hal itu bisa dilihat dari antusiasme rakyat terhadap setiap kunjungannya, termasuk di Papua. Dengan blusukan Jokowi menerima langsung aspirasi rakyat kecil, satu track record yang tidak dimilki presiden Indonesia sebelumnya.

Untuk Papua ada banyak kasus kedekatan Jokowi dengan masyarakat asli, misalnya aspirasi pasar mama Papua yang disampaikan pada masa kampanye Pilpres, hingga akhirnya Jokowi menjadi Presiden. Aspirasi itu terus dikawal oleh mama-mama pasar dan para aktivis, hingga akhirnya pasar itu jadi. Dalam kasus lainnya misalnya, ada seorang mama yang menyelinapkan potongan surat dalam noken yang dikalungkan kepada Jokowi, setelah kedatangannya yang terakhir dalam tahun ini (2017), dalam surat itu komonitas mama pedagang jalanan itu meminta bantuan modal, tetapi mengharapkan Jokowi untuk menyalurkan langsung kepada mereka, aspirasi itu dibalas Jokowi, dengan memberikan bantuan langsung melalui staf kepresidenan (perjumpaan saya dengan mama tersebut saat lagi Bank Papua dekat pasar Yotefa).

 
Para lawan politik Jokowi di Indonesia kewalahan menghadapi trik Jokowi untuk menghadapi serangan mereka. Paling pertama yang kita saksikan adalah ketika Jokowi mampu memecah koalisi partai politik  bernama merah putih dibawah naungan Prabowo Subianto, hingga hanya tinggakan dua partai oposisi yaitu Gerindara dan PKS. Selanjutnya Kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok, yang memberikan senjata kepada lawan politiknya untuk menjatuhkan kredibilitasnya dimata publik, justru membuat Jokowi semakin populer, karena berjiwa besar membiarkan sahabatnya (Ahok) dipejarahkan, dan harus kalah pada pemilu gubernur DKI Jakarta. 

 
Namun secara berlahan-lahan satu persatu tokoh  yang memanfaatkan isu itu mendapatkan serangan balik yang tidak disangka-sangka. Ulama FPI Risiq Siyab yang terlebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka, selanjutnya kasus pemberitaan oleh media “hoax” bernama Saracen kini telah terungkap, para pengelola akun Saracen telah ditangkap, kuat dugaan Saracen dibayar oleh lawan-lawan politik Jokowi dan Ahok. Setelahnya, Setya Novanto sebagai ketua DPR sekaligus rival pemerintah kini ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Korupsi E-KTP.

 
Paling terkini dari prestasi politik Jokowi adalah menyelesaikan perselisian antara panglima TNI yang menuding adanya pembelian 5000 senjata ilegal oleh instansi bukan TNI/POLRI, dan penyebaran  isu kebangkitan PKI, yang sengaja menguji sikap politik Jokowi. Persoalan tersebut tersebut sempat merebak dan dimanfaatkan oleh lawan politiknya yang berusaha menyainginya dengan panglima TNI, namun sekali lagi dengan cerdas JOKOWI mampu menyelesaikan. Kini kredibilitas Jokowi semakin naik dimata publik.


Hal-hal yang menyangkut kemampuan Jokowi bukan berlebihan harus di  kisahkan, karena hal-hal seperti ini tidak pernah terjadi, dan dihadapi presiden Indonesia manapun, dan mampu diselesaikan dengan kemenangan. Sehingga perlu menjadi catatan penting bagaimana kelihaian Jokowi tidak diragunakan dapat menangkal serangan koalisi negara-negara Melanesia dan Pasifik atas Isu Papua di forum-forum PBB.

Kita harus ingat, bahwa Jokowi tidak pernah gegabah daam memberikan jawaban atas setiap persoalan yang lagi hangat dibicaran, tetapi akan dikuti oleh pencapain kerjanya selam masa diam tersebut. Sehingga kita tidak perlu terlalu berlebihan merespon apa yang disampaiakan diplomat seperti mantan Artis Indonesia Tantowi Yahya.

Diplomat Junior
Kita kembali kepada diplomat junior bernama Ainan Runan dan Nara Marsita, dalam  dua tahun terakhir Indonesia telah memakai cara yang sama untuk merespon tuduhan negara-negara Melanesia dan micronesia tersebut. Pembeleaan Indonesia terhadap tuduhan pelangaran HAM dan tertutupnya ruang Demokrasi di  Papua selalu dibalas dengan apa yang dikerjakan Jokowi di Papua.

Misalnya beberapa data pelanggaran HAM Papua yang disampaiakn oleh para pemimpin negara Melanesia maupun lembaga pemerhati lainya. Yaitu terkait ruang demokrasi, kebebasan berekspresi, pembatasan jurnalis asing, penembakan warga sipil yang dilakukan oleh TNI/POLRI secara masif di Papua, adanya upaya kriminalisasi untuk pekerja HAM di Papua, hingga upaya pemusahan ras (genosaid) terhadap orang asli Papua. Para diplomat Indonesia ini selalu membantah dengan kerja-kerja yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia di Papua.

Ini dilakukan secara terencana oleh Indonesia. Bargaining position Indonesia adalah simpati rakyat Papua terhadap pribadi seorang Jokowi, dan terhadap pemerintahnya. Berikut adalah pembangunan infrakstruktur yang menjadi prioritas pemeritah. Berikut adalah kesejahteraan ekonomi orang asli Papua. Untuk kesejahteraan selalu menjadi senjata untuk persoalan disintegrasi di Papua oleh pemerintah Indonesia, dan selalu mendapatkan sambut baik dari masyarakat Papua maupun pemerintah daerah.

Sehingga segala sesuatu yang tidak sejalan dengan pemerintah, dianggap sebagai usaha mengagalkan kerja pembangunan pemerintah di Papua. Segala perbedaan akan dinilai sebagai kelompok anti pembangunan, separatis, dan sebagainya. Sehingga apabila terjadi penangkapan, penyiksanaan, hingga pembunuhan adalah sah dalam konteks itu. Satu sisi adalah kejahatan terhadap HAM, tetapi suatu sisi demi mengejar ketertinggalan yang diharapakan oleh masyarat di Papua juga (kelompok otsus).

Hari ini Jokowi memilki kekuatan, yaitu sebagai kepala pemerintahan yang mengendalikan jalannya pemerintahan secara nasional sekaligus menjaga Indonesia dari berbagai ancaman internasional. Jokowi mengawasi jalannya pemerintahan di Papua, melalui gubernur, bupati hingga aparatur pemerintahan terkecil di Papua. Malalui kebijakan nasionalnya, pembangunan infrastruk sebagai upaya mengejar ketertinggalan, sehingga jangan heran dengan apa yang dilakukan pemerintah daerah hari ini.  Pemilipahan keuangan kepada masyarakat dan organsiasi pengusahan di Papua, adalah bentuk-bentuk, usaha Jokowi untuk membangun masyarakat di Papua. Sebab hal tersebut adalah senjata Jokowi untuk menyerang balik negara melanesia.

Tugas Jokowi sebagai penjaga keutuhan Indonesia dari ancaman Internasional yaitu dengan menyikapi politik Internasional secar tegas, semisalnya mendesak Myanmar untuk menyelesaikan kasus muslim rohingnya karena akan mempengaruhi persoalan nasional Indonesia. Juga berbagai investasi asing yang selama ini tiidak berani disentuh pemerintah Indonesia, karena dimiliki oleh negara-negara besar seperti Amerika, disikapi secara tegas. 51% saham Freeport adalah sauatu pembuktian Jokowi terhadap kedaulatan nasional. Seperti itu..

Oleh : Yason Ngelia
Waena 28 September 2017

No comments:

Post a Comment