1. Aktivis mahasiswa itu setelah
dikenal, mencalonkan diri menjadi pemimpin organisasi, setahun giat melakukan
konslidasi, demonstrasi-demonstasi, setelah turun masa bakti. Kembali ke
pembaringan.
2. Aktivis mahasiswa itu, selalu lupa
kalau orasi-orasi politik adalah akumulasi dari aktivitas gerakan dalam
organisasi, dan penguatan kapasitasnya dengan membaca..
3. Aktivis mahasiswa itu, suka pegang
megafon, tapi lupa cara
untuk mendidik massa untuk menegerti persoalan.
4. Paling parah, aktivis mahasiswa, suka
berbicara, tapi tidak ingat cara mengetik surat untuk konsolidasi basis
mahasiswa.
5. Aktivis mahasiswa itu, lupa
bahwa status kerpihatinannya di “media sosial” terhadap persoalan tidak akan merubah masalah, tatapi diskusi, konsolidasi, aksi, refleksi, dan aksi lagi yang akan mengubah masalah tersebut.
bahwa status kerpihatinannya di “media sosial” terhadap persoalan tidak akan merubah masalah, tatapi diskusi, konsolidasi, aksi, refleksi, dan aksi lagi yang akan mengubah masalah tersebut.
6. Aktivis mahasiswa itu, lupa kalau istana
pergerakan terbaik adalah kamar kecil di pojok-pojok kampus, sekretariat
organisasi mahasiswa. Bukan di sekretariat-sekretariat Partai politik.
7. Aktivis mahasiswa lupa, kalau yang
terpenting itu menyimpan nomor hp seorang nelayan, buruh miskin, anak jalanan,
korban pelanggaran HAM, daripada mengumpulkan nomor hp para pejabat..
8. Aktivis mahasiswa itu lupa, berfoto selfy
dengan kaum miskin, bahkan pedagang dipasar jauh lebih bernilai harganya,
daripada berfoto dengan para pejabat-pejabat korup.
9. Aktivis mahasiswa itu lupa, bahwa
kegagagaln dia adalah ketika tidak ada
jejak pergerakan yang dia tinggalkan di kampus-kampus, seorang kaderpun tidak
apa lagi satu organisasi gerakan.
10. Sebagian aktivis mahasiswa itu,
pegang megafon lima kali, sudah dikenal banyak orang, mengait wanita, ngekos
bersama dan lupa bagaimana harus berjuang..
11. karena Aktivis mahasiswa itu selalu
lupa, kalau anak ideologis jauh lebih penting dari anak biologis, sebab anak
biologis hanya mampu mewarisi nama dan sifat-sifat genetik (subjektif),
sedangkan anak ideologis akan mewarisi perjuangan sampai selamanya..
12. Aktivis mahasiswa kadang sadar
dipengunjung studi.. Mengenal perjuangan rakyat ketika telah sripsi. Ilmu
terbatas untuk mendidik rakyat, karena lupa seharusnya bagaimana.
13. Aktivis mahasiswa itu akan melupakan
segalanya, ketikan kuncir toga miliknya di geser dari kiri ke kanan.. Semuanya
akan menjadi sebuah kenangan, padahal rakyat masih ditindas
Mungkin Kalian lupa, mari, kita bergerak kembali
Yason Ngelia
Kamwolker, 8 Oktober 2017
No comments:
Post a Comment