Terimakasih
untuk kaka Tuan Viktor Yeimo ketua umum KNPB dan kaka Tuan Sam Awom ketua umum
Garda P yang telah mendorong diskusi tentang sosialisme Papua dan tujuan
besarnya bagi bangsa dan Tanah kita Papua.
Saya sudah
membaca tulisan pada web Sosialisme Papua, bahan diskusi itu, dan paling tidak
saya sudah sedikit memahami pikiran dari kaka Tuan berdua sebagai pengagas
forum sharing gagasan Sosialisme di
Papua. Karena jarak tempat, sehingga saya menulis pikiran saya tentang gagasan sosialisme itu sendiri, sebagai respon
terhadap diskusi terbuka tersebut.

Namun demikian
bukan berarti saya tidak dapat memahami
maksud dan tujuan Sosialisme yang sedang didiskusikan. Sewaktu masih dibangku SMA Merauke, secara tidak langsung saya dikenalkan pada sejarah tokoh Marxisme Kuba “Ernesto Che Guevara”. Semenjak itu saya selalu penasaran dengan gagasan dan gaya berjuangan dari Che dan guru politik sekaligus rekan seperjuangan Fidel Castro.
maksud dan tujuan Sosialisme yang sedang didiskusikan. Sewaktu masih dibangku SMA Merauke, secara tidak langsung saya dikenalkan pada sejarah tokoh Marxisme Kuba “Ernesto Che Guevara”. Semenjak itu saya selalu penasaran dengan gagasan dan gaya berjuangan dari Che dan guru politik sekaligus rekan seperjuangan Fidel Castro.
Pengenalan itu
membuat saya selalu penasaran dengan berbagai gagasan dan ideologi yang
berhubungan dengan kedua tokoh di atas. Sehingga mendorong saya mempelajari
jejak perlawanan beberapa negara dengan sosialismenya, seperti Rusia, kuba,
Veneswela, Cina, dan negara lainnya yang berhubungan dengan ideologi tersebut
dan masih terus mempelajarinya. Terlepas dari suatu sistem negara, saya juga
menaruh perhatian kepada gaya berjuang tokoh-tokoh yang mempunyai peran dalam
pergerakan negaranya itu.
Sehingga saat
melihat dan membaca gagasan pada website
khusus ini (Sosialisme Papua). Ada rasa antusiasme dalam diri saya, namun juga
adan rasa penasaran, seperti apa nantinya Sosialisme kita? Bagaimana kita
memulai? ataukah hanya akan habis dikalangan intelektual muda Papua? Kaka Tuan,
menurut saya Sosialisme Papua adalah sebuah gagasan sebagai solusi perjuangan kita.
Lama sekali kita menunggu sosialisme sebagai sebuah karakter perjuangan kita.
Semua orang akan mengetahui bahwa perjuangan Papua telah ada digaris yang
sesuai. Warna kita tidak akan lagi kabur oleh pandangan masyarakat luas. Kita akan
mengatakan bahwa kita berada di kiri dan bukan ke kanan yang liberal.
Kita tidak
berjuang untuk merdeka dan setelahya menjajah rakyat kita dengan sistem yang timpang.
Namun kita berjuang untuk menciptakan suatu sistem yang dapat memberikan
kehidupan yang baik dan keadilan bagi rakyat kita. Hal itu pasti akan tercipta didalam gerakan
Sosialisme Papua ala kita.
Untuk
menerapkannya tentu tidaklah semulus yang kita bicarakan ini. Sebab gerakan ini
selain sebagai sebuah aliran teori dan praktek, juga sebagai sebuah konsep
tandingan bagi kapitalisme dan imperialisme barat di abad ini. Ini adalah
sebuah gagasan besar dunia yang selalu
bersingungan hingga kini. Hanya ada dua pilihan bagi rakyat kita di Papua. Dua
pilihan itu adalah, liberal Demokrasi atau sosialisme Demokrasi. Masa depan
rakyat kita sedang dipertaruhkan dengan kedua gagasan ini. Sehigga bagaimana
kita sebagai pejuang bergegas dan mulai mengarahkan perjuangan kita.
Sosialisme Papua
yang telah kaka Tuan berdua awali terlihat seperti itu. Sebab di Papua banyak
pejuang yang telah mempelajari bagaimana Sosialisme dan gerakannya. Telah
menyebut dirinya seorang Marxis atau seorang kiri. Mempelajari berbagai fariannya
dan membanggakannya. Namun belum tentu bersikap dalam perjuangan. Sebab perjalanan
seorang yang hanya membanggakan Marxisme tidak akan berjalan lebih jauh dari
seorang pejuang dan mayoritas rakyat yang diorganisir dengan ilmu yang sama.
Kaka Tuan berdua adalah Tokoh Sosialisme baru di Papua, dengan karakter
perjuangan yang baru pula.
Saya berharap kita
bersama akan melangkah, berjuang dan memenangkannya. Paling tidak konsistensi
kita akan membawah kemenangan ideology ini, juga menggalakan praktek kapitalisme
Barat dan hegemoni Indonesia pada rakyat Papua.
Kaka Tuan,
menurut saya, pentingnya sebuah pendidikan awal tentang sosialisme itu. Jangan
sampai semua orang yang melakukan perlawanan terhadapa Kapitalisme dan imperialisme
Amerika, disamakan dengan pejuang Sosialisme
Papua. Walaupun benar bahwa Sosialisme adalah gerakan melawan praktek dan
kerja Imperialime Amerika dan negara sekutunya. Namun perlu juga diketahui
bahwa wilayah kawasan timur tengah berpenduduk umat muslim, juga mengumandakan
perang terhadap imperialisme global. Tetapi mereka tidak memperjuangkan
Sosialisme namun sebuah negara Islam. Itu adalah hal yang jauh berbeda.
Sebab Sosialisme
adalah sebuah gagasan anti kapitalisme dan Imperialisme yang berjuang untuk
kehidupan dan kesetaraan warga masyarakat dalam negara. Sosialisme adalah
sebuah aliran dari paham yang dimotori oleh Karl Max, dan semua fariannya.
Perjuangan sosialisme adalah ideologi perjuangan yang diusahkan dengan berbagai
cara, baik dari yang lunak hingga yang keras. Konsep itu harus mendapat
dukungan dari masyarakat, itu adalah perjuangan sosialisme sebenarnya.
Menjadi
pertanyaan sekarang, apakah kita memperjuangkan Sosialisme Papua, ataukah hanya
sebuah bungkusan dari perjuangan premodialisme kita yang terus tumbuh secara
alamiah itu?
Ada suatu contoh
lain; Di Indonesia ada sebuah partai politik electoral yang dipimpin oleh seorang anak mantan Presiden pertama
Indonesia. Setelah puluhan tahun kematian ayahnya itu dia selalu bereforia
dengan gaya kepemimpinan ayahnya. Apakah partai dari anak ini disebutkan
sebagai partai Sosialisme? Tentu saja tidak. Sebab rakyat tidak tahu menahu
tentang partai itu, partai bukan milik rakyat tetapi memilik kelompok elit borjuis.
Banyak juga organsasi pemuda yang bereforia dengan pemimpin pertama negara ini,
bahkan berafiliasi dengan partai anaknya. Apakah gerakan mahasiswa pemuda ini
dapat disebutkan sebagai gerakan sosialisme yang masih berjuang untuk rakyat?
Tentu saja tidak, itu mungkin saja tempat mencari makan bagi kelompok pemuda tersebut.
Seperti itulah
partai PDIP milik anak Ir Soekarno bernama Megawati. Bagaimana dengan partai
electoral lainnya di Indonesia apakah mereka ada yang menjadi partai rakyat
atau partai Sosialis. Jawaban semuanya adalah milik kelompok borjuis bukan partai
sosialis. Hal tersebut dapat kita lihat dari praktek dan kerjanya selama ini.
Hal ini menjadi
penting untuk diingat bagi kita, agar tidak bergerak dengan suatu hal yang sama serupa seperti poin
diatas. Sosialisme adalah perlawanan kita. Kita tidak berjuang atas nama
pribadi, suku, kampung, tetapi sebagai sebuah bangsa dengan kebudayaan baru,
yaitu sosialime Papua. Mengapa sosialisme Papua adalah kebudayan baru? Perlu
kita pahami bahwa sosialisme kesukuan atau tradisional telah terbentuk dalam
kelompok-kelompok kecil suku bangsa Papua yang hampir 300an suku ini. Tidak ada
acara yang dapat mempersatukannya. Selalu ada alasan untuk meninggikan
masing-masing kelompok ini (premodialisme).
Akan datang
pertanyaan, tentang bagaimana kenyataan hari ini, bahwa adanya solidaritas yang
tinggi antara sesama dari berbagai suku di Papua. Adanya kolaborasi dalam
struktur dan organisasi. Adanya toleransi antara suku bangsa di Papua. Sangat
perlu kita menyadari bahwa nasionalisme kita terbentuk karena sebuah penindasan
bersama. Nasionalisme kita kelihatan dipermukaan karena Indonesia sebagai musuh
bersama kita. Persatuan kita itu sebenarnya semu, hal seperti ini biasa terjadi
pada bangsa tertindas dimana saja.
Dalam sistem
kepemimpinan tradisional di Papua, telah adanya identifikasi tentang 4 gaya
kepemimpinan, yang secara tidak langsung berdampak pada perjuangan modern kita.
Apakah hal ini adalah poin untuk kita mempertanyakan
persatuan kita? Tentu saja harus. Sebab dalam penjelasan yang telah kaka Tuan
berdua uraikan tentang bagaimana proses materialism
historis suatu bangsa dan kaitannya dengan Papua, kita ketahui berada pada saman yang disebut dengan saman
batu mudah atau palleoliticum. Adanya penemuan, bahwa lompatan sejarah yang luar
biasa sangat mempengaruhi sykologis, hingga gaya berjuang kita. Kepemimpinan
dalam kelompok-kelompok perjuangan juga dapat kita nilai berdasarkan
karakternya.
Sosialisme ala Yesus
Namun ada sebuah
sejarah lain yang megisahkan bagaimana orang Papua itu akhirnya bisa menyadari
identitas kepapuan itu. Yaitu peristiwa masuknya injil kristus. Terlepas dari
pro dan kontra bahwa masuknya injil adalah awal dimana penjajah itu mengusai
manusia dan alam Papua. Kita tidak mungkin menyalahkan dan membenarkan
segalanya, seolah-olah berita pengabaran injil tidak ada konsekuesnsi seperti
itu. Injil kristus masuk mengenakan sebuah identitas baru yaitu nasionalisme
300an suku di Papua, bahkan menanamkan benih-benih sosialisme dalam kehidupan
rakyat.
Jika Injil masuk
membawah kebudayaan baru bagaimana bisa ada kesimpulan, bahwa persatuan hari
ini adalah sebuah identitas semu? sebab Injil adalah sebuah kebudayaan tentang,
bagaimana kehidupan bersama, ibadah bersama, pelayanan bersama seperti yang
diajarkan Yesus. Namun pergesaran ajaran Yesus yang benar dan hakiki itu
berdampak pada Sosialisme ala Yesus
tersebut. Di Papua dalam prakteknya, Injil selalu dikaitkan dengan kargoisme
masyarakat asli. Siapa saja boleh menerjemahkan injil dengan berbagai ragam
makna dalam kepercayaannya pribadi hingga suku. Hal ini sebenarnya adalah
praktek kolonialisme yang tumbuh didalam berbagai denominasi gereja. Rakyat disuruh
Mentuhankan Yesus, namun sejauh paham dan perintah yang ditanamkan oleh organisasi
gereja.
Berbedah dengan
saya memandang Yesus. Bagi saya Yesus tidak terbatas sebagai Tuhan yang esa,
yang susah dipahami. Tetapi Yesus adalah Tokoh Revolusioner yang nyata.
kehidupanNya sebagai pejuang bangsa Yahudi hingga kematiannya adalah bukti yang
tidak dapat di tafsir sesuka hati oleh kaum “rabi” di Papua. Saya yakin kaka
Tuan berdua sepakat dengan pernyataan ini?
Kaka tuan
berdua, Rakyat Papua mayoritas kristen, harus disatuhkan dalam perjuangan
Sosialisme yang berlandaskan nilai-nilai ini. Janganlah kuatir kita bukan
bangsa pertama yang akan menerjemahmakan Sosialisme ala Yesus ini, Veneswela
dan beberapa negara Amerika latin telah melakukannya. Hugo Chaves sebagai Tokoh
yang banyak berkomentar tentang ini bukan?
Penting bagi
kita mengetahui bahwa “Sosialisme Yesus” telah dipraktekan jauh sebelum Karl
Max mematenkannya dalam teori dan prakteknya. Walapun ada perbedaan yang hakiki
antara kedua, yaitu theology dan
materialisme namun pada praktek dan perjuangannya memiliki persamaan nilai yang
tidak bisa dipisahkan.
Hal yang
terutama dan paling utama juga harus kita pahami bahwa Sosialime ala seorang
Yesus, tidak ada hubungan dengan bentuk negara yang sedang diperjuangkan . Kita
tidak sedang memperjuangkan negara Kristen atau negara dengan aliran
kepercayaan tertentu. Sebab dalam prakteknya Yesus tidak membangun sebuah
gagasan bangsa dan negara. Berbeda hal dengan aliran samawi Nabi
Muhamad, yang mendirikan sebuah negara Islam bersamaan dengan
penyebarannya. Untuk itu Kristen bukanlah ideology dan tidak akan mungkin
menjadi ideology negara kita.
Arnol AP
Arnol Clemens Ap
tidak dapat kita jauhkan dari gagasan dan perjuangan ini. Sebab keberagaman
suku bangsa yang ada di Papua ini mampu di satuhkan secara emosional oleh
Arnold Ap dan grup music Mambesak. Persatuan emosional sebagai suatu bangsa
yang bernama Papua itu adalah periode kedua nasionalisme Papua setelah masuknya
Injil sebagai awal peradaban. Keberagaman suku bangsanya serta kebudayaan
Sosialisme yang sangat premodial ini mampu di eratkan. Sesuatu yang tidak
mungkin terjadi tanpa tanpa kolabarasi dua gerakan ini. Sehingga memungkinkan
kita membangun sebuah bangsa dan negara dengan ideology Sosialisme ala kita.
Tanpa itu apak
kita dapat memerdekakan Papua? Tentu saja bisa. Namun saya pesemis menjadi
bangsa yang besar seperti yang kita inginkan. Mungkin saja Papua merdeka, dan
setelah itu setiap suku dapat membentuk negaranya sendiri, dengan praktek
desentralisasi atau otonomi seluas-luasnya (serikat).
Sebab di eropa praktek negara dengan wilayah kecil dan homogenitas seperti
ini dinilai sangatlah tepat.
Contoh yang
tepat adalah Indonesia, sempat menjalankan sistem pemerintahan serikat
berdasarkan usulan Pemerintah Belanda, dengan pertimbangan bahwa nusantara adalah bangsa yang memilki
kebudayaan yang sangat beragam. Namun dirubah kembali oleh Ir Soekarno menjadi
negara kesatuan berbentuk republik. Apa yang terjadi Kini, praktek dan teori
kesatuan Indonesia ini tidak mampu berjalan secara konsisten, apa lagi
mensejahterakan rakyat Indonesia. Hingga kini kita lihat, Indonesia hanya dapat
disatuhkan dengan kekuatan militer, bukan sebaliknya karena kekuatan konstitusi
dan praktek bernegaranya.
Maksud saya
konsep dan gagasan kebudayaan Papua secara nasional tanpa menghilangkan
nilai-nilai dari Yesus itu sendiri adalah gagasan sosialisme yang perlu di
dorong, sebagai periode ketiga dalam perjuangan. Sebab Otonomi khusus tahun
2001 telah berhasil membuat rakyat Papua mundur jauh, kembali pada sikap
premodialisme itu sendiri.
Karakter dan Ciri Gerakan Sosialisme
Kaka Tuan
berdua, ini poin terakhir, saya menyambut baik diskusi Sosialis Papua, sebagai suatu
langkah awal. Saya berharap ada forum-forum diskusi yang yang secara terus mengkonsolidasikan
bukan hanya semua aktivis yang telah bersentuhan paham ini, tetapi para aktivis
yang masih juga awam. Ini amatlah penting bagi bangsa jajahan. Sebab marxisme
dan fariannya adaah ilmu pengetahuan yang diperuntuhkan untuk rakyat tertindas.
Sebagaimana ilmu pengetahuan, tidak akan pernah berguna apa bila tidak
dikenalkan, dipahami, bahkan hingga dipraktekan dalam gerakan perjuangan.
Sosialisme Papua
harus dikenal dan hidup di masyarakat, sebab sosialisme adalah gerakan rakyat bawah, bukan semata-mata gerakan
kaum intelektual. Saya yakin Sosialisme tidak akan berguna jika menjadi diskusi
dan perdebatan intelektual. Kita mungkin saja dapat membuat gagasan sosialisme ala kita, bahkan hingga dijadikah
ideology negara Papua kelak. Tetapi mungkin saja kita hanya akan membuat
karaktek negara yang otoriter dan sewenag-wenang, sebab socialisme kita sosialisme
yang tidak hidup pada rakyat Papua.
Alangkah
baiknya, sebelum kita berbicara jauh tentang negara dan konstitusi yang
berasaskan sosialisme. Terlebih dahulu membangun gerakan rakyat sosialisme di
Papua, yang berjuang dengan ciri-ciri sosialisme. Perjuangan yang menunjukan
karakter perjuangan sosialisme, seperti mengkonsolidasikan rakyat untuk
berjuang secara sectoral, membangun serikat-serikat rakyat, serikat-serikat
pemuda mahasiswa mahasiswa, tingkatkan forum-forum yang berbicara tentang
Sosialisme itu sendiri. Bahkan Menghamburkan selebaran ideologis tentang
sosialisme itu sendiri. Sebab dengan perjuangan dan karakter seperti ini kita
dapat berbicara banyak tentang negara Sosialisme.
Yason Ngelia
Jakarta, April 2016
No comments:
Post a Comment